sebutir debu
Apa yang ku cari slalu ada di luar sana
Walaupun semu
Namun itu slalu ku nikmati
Entah aku tahu atau benar-benar tak tahu
Entahlah...
Menangis kini kumenangis
Kala kuterbangun dari mimpi panjangku
Ku tak tahu sebutir debu tlah menodai jiwaku
Mencabik-cabik nurani hatiku
Embun pagipun malu melihatku
Hingga ia menyembunyikan keindahan senyum kehidupån
Wahai Dzat Yang Maha Pengasih
Sembuhkan luka inì
Dan bersikan butiran debu yang melekat
di jiwaku
syair putih
Senyuman bintang
Kembali kudapatkan
Menari riang
Menyapaku dengan keindahan
Penantian panjangku
Kini tlah berlalu
Meninggalkanku dengan cerita baru
Duka tlah tiada
Sunyi kìni menepi
Sepi beranjak pergi
Dengan senyuman kini kuberjalan
Syair putih slalu kutulis
Tersirat sebuah doa
Untuk mawar indah yang slalu kuÇinta,
hati yang redup
Ketika hati tlah berkata
Hanya luka yang tersisa
Sebuah kisah tlah kulalui
Walau hanya sekejap mata
Kìni waktu kembali beranjak
Meninggalkanku dengan segenap cerita
Akankah cerah kutemukan
Setelah gelap menyelimuti hati
Mungkinkah kan kutemukan
Hari cerah dengan senyuman
Bak rembulan di telan awan
Hatiku redup kembali suram
Kini hanya kelabu yang berlabuh
Hingga jiwaku lenyap seakan menghilang
good bye
Bila waktu tak mengijinkan kita tuk merangkai cerita bersama
Kuharap kau kan menyimpan goresan tintaku dalam lembaranmu
Kuharap kau slalu terjaga
Dalam mimpi yang kan kau gapai
Biarkan ini jadi kepìngan kecil yang kan menjadi kenangan
Kenangan indah milik kita bersama
Jumat, 16 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar